Jawab :
1.
Triosa
Triosa adalah monosakarida yang mengandung 3 atom C. Triosa dibedakan menjadi aldotriosa (triosa yang mengandung gudus aldehid), misalnya gliseraldehid; dan ketotriosa (triosa yang mengandung gugus keton), misalnya dihidroksi keton.
Triosa adalah monosakarida yang mengandung 3 atom C. Triosa dibedakan menjadi aldotriosa (triosa yang mengandung gudus aldehid), misalnya gliseraldehid; dan ketotriosa (triosa yang mengandung gugus keton), misalnya dihidroksi keton.
2.
Tetrosa
Tetrosa adalah monosakarida yang mengandung 4 atom C. Tetrosa dibedakan menjad aldotetrosa (tetrosa yang mengandung gudus aldehid), misalnya D-eritrosa dan D-treosa; dan ketotetrosa (tetrosa yang mengandung gugus keton), misalnya D-eritrulosa.
Tetrosa adalah monosakarida yang mengandung 4 atom C. Tetrosa dibedakan menjad aldotetrosa (tetrosa yang mengandung gudus aldehid), misalnya D-eritrosa dan D-treosa; dan ketotetrosa (tetrosa yang mengandung gugus keton), misalnya D-eritrulosa.
Tetrosa
VARIASI STRUKTUR C4
Struktur Monosakarida yang paling penting pada tetrosa
yaitu: Xylulosa yaitu Gula ini tidak banyak ditemui, walaupun
beberapa bentuk berperan dalam proses fotosintesis dan respirasi.
Tetrosa terdiri dari eritrosam treosa dan eritrulosa. tertrosa memiliki peran dalam metabolisme manusia. tetrosa jenis“ertirosa” yang berperan dalam proses metabolism yaitu sebagai pembentukan eritrosit (sel darah merah).
Tetrosa terdiri dari eritrosam treosa dan eritrulosa. tertrosa memiliki peran dalam metabolisme manusia. tetrosa jenis“ertirosa” yang berperan dalam proses metabolism yaitu sebagai pembentukan eritrosit (sel darah merah).
3.
Pentosa
Pentosa adalah
monosakarida yang mengandung 5 atom C. Pentosa dibedakan menjadi aldopentosa
(pentosa yang mengandung gudus aldehid), misalnya ribosa, deoksiribosa, arabinosa,
lixosa, dan xilosa; dan ketopentosa (pentosa yang mengandung gugus keton),
misalnya xilulosa.
VARIASI STRUKTUR C5
Struktur
Monosakarida yang paling penting pada pentosa yaitu dua jenis pentose (ribose
dan deoksiribosa) juga membentuk unsure pembangun utama untuk asam nukleat,
yang penting bagi semua kehidupan. Senyawa ini sangat penting dalam
fotosintesis dan respirasi.
Heksosa adalah monosakarida yang mengandung 6 atom C. Heksosa dibedakan menjadi aldoheksosa (heksosa yang mengandung gudus aldehid), misalnya glukosa, galaktosa, dan manosa; dan ketoheksosa (heksosa yang mengandung gugus keton), misalnya fruktosa.
Contoh triosa L dan D
Dua
aldotetrosa yang lain mempunyai gugus hidroksil pada atom karbon 3
diproyeksikan kekiri, konfigurasinya sama seperti pada L-gliseraldehid. Dengan
dasar konfigurasi dari karbon chiral, semua karbohidrat dapat digolongkan
kedalam satu dari dua subdivisi utama atau keluarga, keluarga D atau keluarga
L. Semua golongan D monoskarida mempunyai gugusan hidoksil dari atomkarbon
chiral paling bawah diproyeksi kekanan pada proyeksi fischer. Gula L justru
berlawanan, gugus hidroksil pada hidroksil atom karbon chiral paling bawah
diproyeksikan kekiri.
Di alam
lebih banyak ditemukan monosakarida yang berisomer D, maka semua monosakarida
yang ada di alam dianggap berasal dari D-Gliseraldehida. Dengan sistematis
ditemukan cara menentukan rumus struktur kimia monosakarida yang banyak
ditemukan di alam ini. Dengan cara menyisipkan gugus H-C-OH dan gugus HO-C-H
berganti-ganti diantara atom C nomor 1 dan nomor 2 pada D-Gliseraldehida.
Dengan demikian maka didapatlah 4 aldopentosa dan 8 aldoheksosa.
2. Tetrosa mana yang berfungsi pada proses metabolisme manusia?
Jawab :
tertrosa terdiri dari eritrosam treosa dan eritrulosa. tertrosa
memiliki peran dalam metabolisme manusia. tetrosa jenis ertirosa yang
berperan dalam pembentukan eritrosit (sel darah merah)
3. Reaksi Disakarida dan ikatan glioksida, mengapa dapat terjadi ?
Jawab :
Disakarida
Disakarida
adalah karbohidrat yang tersusun dari 2 molekul monosakarida, yang
dihubungkan oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terbentuk antara
atom C 1 suatu monosakarida dengan atom O dari OH monosakarida lain.
Hidrolisis 1 mol disakarida akan menghasilkan 2 mol monosakarida.
Berikut ini beberapa disakarida yang banyak terdapat di alam.
1. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung (amilum). Maltosa tersusun dari molekul α-D-glukosa dan β-D-glukosa.
Struktur maltosa
|
Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antarunit yaitu menghubungkan C 1 dari α-D-glukosa dengan C 4 dari β-D-glukosa. Konfigurasi ikatan glikosida pada maltosa selalu α karena maltosa terhidrolisis oleh α-glukosidase. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul glukosa.
1. Sukrosa
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α.
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α.
Struktur sukrosa
|
Sukrosa terhidrolisis oleh enzim invertase menghasilkanα-D-glukosa dan β-D-fruktosa. Campuran gula ini disebut gula inversi, lebih manis daripada sukrosa.
Jika
kita perhatikan strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam
monosakarida) dari glukosa maupun fruktosa di dalam air tidak digunakan
untuk berikatan sehingga keduanya tidak memiliki gugus hemiasetal.
Akibatnya,
sukrosa dalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan bentuk
aldehid atau keton sehingga sukrosa tidak dapat dioksidasi. Sukrosa
bukan merupakan gula pereduksi.
1. Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Laktosa tersusun dari molekul β-D-galaktosa dan α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-β.
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Laktosa tersusun dari molekul β-D-galaktosa dan α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-β.
Struktur laktosa
|
Hidrolisis
dari laktosa dengan bantuan enzim galaktase yang dihasilkan dari
pencernaan, akan memberikan jumlah ekivalen yang sama dari α-D-glukosa dan β-D-galaktosa.
Apabila enzim ini kurang atau terganggu, bayi tidak dapat mencernakan
susu. Keadaan ini dikenal dengan penyakit galaktosemia yang biasa
menyerang bayi.
Pembentukan
Disakarida
terbentuk ketika dua monosakarida bergabung bersama dan satu molekul
air dihilangkan, proses ini dikenal sebagai reaksi dehidrasi. Misalnya,
gula susu (laktosa) terbentuk dari glukosa dan galaktosa di mana gula
dari gula tebu dan gula bit (sukrosa) terbentuk dari glukosa dan
fruktosa. Maltosa, disakarida terkenal lainnya, terbentuk dari dua
molekul glukosa. Dua monosakarida yang terbentuk melalui reaksi
dehidrasi (juga disebut reaksi kondensasi) atau sintesis dehidrasi) yang
menyebabkan hilangnya sebuah molekul air dan pembentuk satu ikatan
glikosida.
Sifat-sifat
Ikatan
glikosida dapat terbentuk antara setiap gugus hidroksil pada komponen
monosakarida. Jadi, bahkan bila kedua komponen gula sama (misalnya,
glukosa), berbeda kombinasi ikatannya (regiokimia) dan stereokimia (alfa- atau beta-) dihasilkan sebagai disakarida yang merupakandistereomer dengan sifat-sifat kimia dan fisika yang berbeda.
Bergantung
pada konstituen monosakaridanya, disakarida terkadang kristal,
terkadang larut dalam air, dan terkadang terasa manis dan dan terasa
tajam.
4. Bagaimanakah cara mengidentiikasi secara kimia
monosakarida (Fruktosa, Glukosa, dan Galaktosa)!
Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan merah bata karena terbentuk hasil Cu2O. berikut reaksinya :
Jawab:
1. Glukosa
Glukosa merupakan suatu aldoheksosa, disebut juga dekstrosa karena memutar
bidang polarisasi ke kanan. Glukosa merupakan komponen utama gula darah,
menyusun 0,065- 0,11% darah kita.
Glukosa dapat terbentuk dari hidrolisis pati, glikogen, dan maltosa.
Glukosa sangat penting bagi kita karena sel tubuh kita menggunakannya langsung
untuk menghasilkan energi. Glukosa dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi
lembut seperti pereaksi Tollens sehingga sering disebut sebagai gula pereduksi.
2. Galaktosa
Galaktosa merupakan suatu aldoheksosa. Monosakarida ini jarang terdapat
bebas di alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu
gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis jika
dibandingkan dengan glukosa dan kurang larut dalam air. Seperti halnya glukosa,
galaktosa juga merupakan gula pereduksi.
3.
Fruktosa
Fruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar
bidang polarisasi ke kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di
alam. Fruktosa merupakan gula termanis, terdapat dalam madu dan
buah-buahan bersama glukosa.
Fruktosa dapat terbentuk dari hidrolisis suatu disakarida yang disebut
sukrosa. Sama seperti glukosa, fruktosa adalah suatu gula pereduksi.
Struktur fruktosa: (a) struktur terbuka (b) struktur
siklis
Cara Mengidentifikasinya :
1. Uji Molisch
Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk
mengetahui adanya karbohidrat. Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans
Molisch, seorang alhi botani dari Australia. Uji ini didasari oleh reaksi
dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang berwarna
ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara
lapisan asam dan lapisan sampel.
Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch,
yaitu α-naphthol yang terlarut dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi,
H2SO4 pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar
tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan.
H2SO4 pekat
(dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada
sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan
reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu.
2. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa.
Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula
tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya
jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada
fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.
Seliwanoff-Reaction
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat:
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat:
1.
Asam reagen ini
menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula sederhana.
2.
Ketosa yang
terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat berwarna
merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna merah
muda.
Fruktosa
dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa menghasilkan
uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari furktosa dan glukosa.
3.
Uji Benedict
Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan
gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton.
Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena
memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa
dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi
benedict. Satu liter pereaksi Benedict dapat dibuat dengan menimbang sebanyak
100 gram sodium carbonate anhydrous, 173 gram sodium citrate, dan 17.3 gram
copper (II) sulphate pentahydrate, kemudian dilarutkan dengan akuadest sebanyak
1 liter.
Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida
pereduksi dalam makanan, sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan
sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath selamaa 4-10 menit.
Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya
glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan
glukosa tinggi). Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict.
Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui
ikatan glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas
dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak bersifat pereduksi.
Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk
mengetahui kandungan glukosa. Urine yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda
adanya penyakit diabetes. Sekali urine diketahui mengandung gula pereduksi,
test lebih jauh mesti dilakukan untuk memastikan jenis gula pereduksi apa yang
terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit diabetes.
4.
Uji Barfoed
Pada uji barfoed untuk mendeteksi karbohidrat yang
tergolong monosakarida. Pereaksi barfoed terdiri dari kupri asetat dan asam
asetat. Ke dalam 5 ml peraksi dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan
contoh, kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 1 menit.
Endapan berwarna merah orange menunjukkan adanya monosakarida dalam
contoh. Ion Cu2+ dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi
lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan
menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Hal inilah yang mndasari
uji Barfoed.
Pada uji Barfoed, yang terdeteksi monosakarida membentuk endapan merah bata karena terbentuk hasil Cu2O. berikut reaksinya :
5.
Uji Asam Muzat
Oksidasi terhadap karbohidrat dengan asam nitrat
pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan
asam musat yang tidak dapat larut.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih sangat membantu dan bermanfaat
BalasHapus